Sebagai dokumentasi kumpulan karya-karya lina, kumpulan2 resep yang pernah di ujicoba, serta sisi lain dari cerita lina.
4/07/2008
Novel AAC
Hmm....akhirnya tamat juga baca novel Ayat-ayat Cinta. Komentarku pada novel ini Hhh....gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. (sebagai penyejuk jiwa...)
Kayaknya aku memang betul-betul ngefans nih sama cerita Ayat-ayat Cinta. Kalo menurut aku pribadi sih, antara cerita di novel dengan di film tidak terlalu melenceng jauh. Hanya saja di film durasi dipersingkat, dan ada beberapa nama tokoh dalam novel tidak disebutkan difilm. Juga yang berbeda dalam novel, ending Maria menyedihkan....dia belum sempat merasakan bahagia bersama suaminya Fahri, karena keburu meninggal. Tapi kalo difilm, Maria sempat mengalami happy bersama Fahri. Tokoh Fahri di novel nyaris tidak ada emosi, sementara di film memainkan emosi. Tapi it's ok. kebetulan yang aku tonton duluan adalah filmnya, jadi pada saat aku membaca novelnya tidak mengecewakan karena disaat membaca novelnya, imajinasiku tertuju pada pemeran tokoh yang ada dalam film tersebut. Tapi kalau yang dibaca duluan novelnya, mungkin saja ada sedikit perasaan kecewa karena isinya tidak sesuai gambaran/khayalan para pembacanya. Apalagi difilm banyak cerita yang dipersingkat. Untuk aku yang jarang baca novel, puas-puas aja. Semiring apapun orang berkomentar AAC, aku tetep suka. Aku bener-bener terhibur oleh film yang berjudul Ayat-ayat Cinta. Sampai-sampai aku sengaja beli buku novelnya yang spesial, hard cover!!.
Yang aku juga nggak nyangka ternyata film AAC itu syutingnya bukan di Cairo, tapi di Semarang - India, & Jakarta. Gila yaa...betul-betul nggak nyangka semuanya begitu mirip seakan-akan berada di Timur-tengah. Suasana flat rumah yang khas, tempat pengadilan fahri dihukum, syutingnya semua di kota Semarang. Dan sungai Nil yang digambarkan difilm itu juga ternyata syuting di sungai Gangga India. Aku sempet terkecoh....
Hebat, nggak bakalan nyangka deh....
Bravo AAC...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4/07/2008
Novel AAC
Hmm....akhirnya tamat juga baca novel Ayat-ayat Cinta. Komentarku pada novel ini Hhh....gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. (sebagai penyejuk jiwa...)
Kayaknya aku memang betul-betul ngefans nih sama cerita Ayat-ayat Cinta. Kalo menurut aku pribadi sih, antara cerita di novel dengan di film tidak terlalu melenceng jauh. Hanya saja di film durasi dipersingkat, dan ada beberapa nama tokoh dalam novel tidak disebutkan difilm. Juga yang berbeda dalam novel, ending Maria menyedihkan....dia belum sempat merasakan bahagia bersama suaminya Fahri, karena keburu meninggal. Tapi kalo difilm, Maria sempat mengalami happy bersama Fahri. Tokoh Fahri di novel nyaris tidak ada emosi, sementara di film memainkan emosi. Tapi it's ok. kebetulan yang aku tonton duluan adalah filmnya, jadi pada saat aku membaca novelnya tidak mengecewakan karena disaat membaca novelnya, imajinasiku tertuju pada pemeran tokoh yang ada dalam film tersebut. Tapi kalau yang dibaca duluan novelnya, mungkin saja ada sedikit perasaan kecewa karena isinya tidak sesuai gambaran/khayalan para pembacanya. Apalagi difilm banyak cerita yang dipersingkat. Untuk aku yang jarang baca novel, puas-puas aja. Semiring apapun orang berkomentar AAC, aku tetep suka. Aku bener-bener terhibur oleh film yang berjudul Ayat-ayat Cinta. Sampai-sampai aku sengaja beli buku novelnya yang spesial, hard cover!!.
Yang aku juga nggak nyangka ternyata film AAC itu syutingnya bukan di Cairo, tapi di Semarang - India, & Jakarta. Gila yaa...betul-betul nggak nyangka semuanya begitu mirip seakan-akan berada di Timur-tengah. Suasana flat rumah yang khas, tempat pengadilan fahri dihukum, syutingnya semua di kota Semarang. Dan sungai Nil yang digambarkan difilm itu juga ternyata syuting di sungai Gangga India. Aku sempet terkecoh....
Hebat, nggak bakalan nyangka deh....
Bravo AAC...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar